Friday, March 22, 2013

marisa tulang punggung keluarga

petualangan marisa gadis desa 
 Demi  membahagiakan kedua orang tuanya marisa merantau mencari kerja , berikut ini adalah kisah pengorbanan seorang anak yang ingin memperbaiki taraf hidup keluarganya ia rela harus kehilangan kebahagiaannya , namun Allah mempertemukannya dengan seorang janda kaya raya dan berhati mulia . 

Marisa di lahirkan di sebuah desa yang sangat terpencil jauh dari keramaian kota,ayahnya seorang petani yang keseharianya sibuk membajak sawah dan lahan pertaniannya yang terletak di balik bukit tak jauh dari rumah tempat mereka tinggal. 

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka hanya bergantung pada lahan pertanian,Marisa mempunyai tiga  orang adik yang jarak usia mereka selang 2 tahun , suatu hari ketika Marisa lulus SMP,ayahnya berkeinginan mengirimnya ke luar kota untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi (SMA).
  
Malam itu ayah marisa terlihat duduk di ruang tamu sedang berbincang dengan ibunya untuk membicarakan rencana mengirim marisa untuk tinggal di rumah omnya yang tinggal di luar kota,Marisa mendengarkan perbincangan kedua orang tuannya dari balik pintu tak jauh dari ruang tamu , 

"anak kita telah memberikan hasil yang terbaik dengan prestasinya di sekolah,sat ini sayang kalau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi", ibu Marisa mengusap air matanya yang mengalir dan menghelan nafas , "apa gunanya?bagaimana mungkin kita bisa membiayai sekolah anak kita sekaligus mengirimnya keluar kota?. 

 Saat itu juga  , Marisa berjalan menghampiri kedua orang tuanya dan berkata  , "aku tidak ingin melanjutkan sekolah lagi!,apa gunanya aku berpendidikan tinggi jika adik - adikku tidak bisa sekolah,ayah nya menatap Marisa dengan mata berkaca-kaca sambil menjulurkan tangannya "kenapa kau berkata seperti itu nak,kenapa jiwamu lemah ?.

bahkan aku akan menjual ladang dan ternak untuk membiayai sekolahmu,ibunya membelai rambut Marisa sambil menangis ,"kamu harapan kami nak,sayang kalau prestasimu berhenti sampai di sini , biarpun ayah dan ibu tidak pernah menikmati bangku sekolah kami berharap kalian  bisa sekolah dan tidak bernasib sama seperti kami  yang hidup dengan kebodohan dan kemiskinan , 

ke esokan harinya,sehabis sholat subuh Marisa menyiapkan bekal beberapa helai pakaian ,dan ia menemui kedua orang tuanya untuk berpamitan "ayah , ibu melanjutkan sekolah bukan hal yang mudah dengan kondisi keseharian kita yang hanya bergantung pada sepetak tanah,aku punya tiga orang adik yang masihmembutuhkan biaya untuk sekolah , aku akan pergi mencari kerja di luar kota, 

 agar aku bisa membantu ayah menyekolahkan adik ke jenjang yang lebih tinggi,saat itu usianya masih 15 tahun,dengan bekal tekat dan keinginan yang kuat untuk memperbaiki taraf hidup keluarganya dan menyekolahkan adiknya  Marisa melangkahkan kaki pergi merantau untuk mencari pekerjaan. 

siang itu udara cukup panas ,terminal bungur asih terlihat ramai dengan aktivitas para pedagang asongan,sopir-sopir kendaraan umum yang sibuk mencari penumpang . Marisa tampak duduk di kursi tunggu matanya menerawang jauh ada kegelisahan menyelimuti pikirannya , ia tak tahu harus kemana dan mencari siapa,tiba- tiba ada suara lembut menyapannya.
"neng lagi menunggu seseorang ?" , marissa menatap wanita setengah baya di depannya "tidak bu saya binggung mencari tempat kos bu. 

 ibu        :  kamu bisa tinggal sama ibu neng !   

Marisa  :  tapi bu "apa tidak merepotkan...? 

ibu      :  tentu ibu senang sekali neng kalau kamu tinggal di rumah saya , selama ini ibu tinggal  sendirian "suami dan anak ibu meninggal karena kecelakaan" .  
  
Marisa : maaf bu kalau pertanyaan saya membuat ibu sedih  .   

 ibu    : tidak apa - apa neng , ibu tinggal tidak jauh dari sini  "mari angkat barang - barangmu ". 

Marisa : iya bu ! , terimah kasih ibu telah sudi mengijinkan saya tinggal ibu . 
"Marisa mengikuti ajakan wanita itu dan ia dibawa kesebuah bangunan megah , sejak saat itu Marisa tinggal dirumah ibu Heni seorang janda muda yang kaya raya , diapun dianggap seperti anak sendiri dan disekolahkan serta kebutuhan keluarganya di kampung ditanggun sepenuhnya oleh wanita kaya itu ". 
  






 


No comments: